“Membangun Generasi Qur’ani, Menyemai Amal Jariyah Tanpa Henti”.
Yayasan Taruna Peradaban Semesta
SMP Pesantren Taruna Peradaban Madani
Dari tanah wakaf seluas 1.000 m² ini, kami ingin menanam benih peradaban.
Sebagaimana Rasulullah ﷺ membangun Madinah dari masjid dan ilmu, kami pun ingin menghadirkan tempat di mana sujud melahirkan ilmu, dan ilmu menuntun manusia menuju penghambaan sejati.
Bangunan Taruna Peradaban Madani bukan sekadar berdiri di atas bumi, tetapi tumbuh dari doa, ilmu, dan cita-cita besar untuk melahirkan generasi Qur’ani yang beradab dan berilmu.
Pembangunan struktur utama
Di tanah yang penuh doa ini, insyaAllah akan berdiri bangunan yang tidak hanya berupa tembok dan atap, tetapi rumah bagi amal-amal yang terus hidup. Setiap ruang yang direncanakan bukan sekadar ruang, melainkan saksi peradaban yang menghubungkan iman dan ilmu, zikir dan fikir, ruhani dan sains.
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah…” (QS. Al-Jinn: 18)
Masjid adalah jantung kehidupan santri, tempat sujud yang melahirkan kekuatan, lantunan Qur’an yang menghidupkan jiwa, dan halaqah ilmu yang menyalakan cahaya peradaban. Dari fajar hingga
malam, adzan menggema, doa dipanjatkan, dan hati-hati muda ditempa dalam kesabaran serta cinta kepada Rabb-nya.
Kelak, masjid ini akan menjadi pusat lahirnya generasi yang terbiasa menautkan hidupnya hanya kepada Allah; generasi yang melangkah dengan shalat, berpikir dengan dzikir, dan bekerja dengan niat
ibadah.
Setiap rakaat yang ditegakkan di sini adalah cahaya yang akan terus menyala, bahkan ketika langkah kita telah berhenti di bumi.
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Di ruangan ini, para santri duduk melingkar, wajah teduh mereka diterangi lantunan ayat suci. Halaqah Qur’an bukan sekadar tempat menghafal, melainkan tempat hati menemukan arah dan jiwa ditambatkan pada kalimat Allah yang kekal.
Kelak, dari ruang sederhana ini lahir para penghafal Qur’an yang akan mengajarkan, menebarkan, dan menjaga kalamullah di tengah umat. Mereka menjadi guru yang menyalakan akhlak, menjadi pemimpin yang menegakkan kebenaran, dan menjadi teladan yang hidup dari ayat-ayat Allah.
Setiap huruf yang terlantun di ruang ini adalah cahaya yang tak akan padam, bahkan ketika suara dunia telah senyap dan yang tersisa hanyalah keabadian.
“Barangsiapa keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia kembali.” (HR. Tirmidzi)
Asrama bukan sekadar tempat beristirahat, melainkan ruang sederhana tempat para penuntut ilmu menata niat, menjaga adab, dan menyiapkan energi untuk ibadah serta belajar esok hari.
Di ruangan ini, doa tidur terucap lirih, tilawah pengantar malam dibaca, dan persaudaraan lahir dari kehidupan bersama. Tidur mereka bukan sekadar lelap, tetapi bagian dari ibadah yang menyiapkan langkah untuk menimba ilmu.
Kelak, dari asrama ini lahir generasi yang kuat mental, matang akhlak, dan siap menghadapi dunia dengan hati yang terikat pada Allah.
“Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. Abu Dawud)
Di kamar sederhana ini, para guru menata niat, menyusun pelajaran, dan mendoakan murid-muridnya. Dari balik ruang sunyi lahir persiapan yang akan membentuk jiwa-jiwa muda dengan ilmu dan keteladanan.
Kamar asatidz bukan sekadar ruang pribadi, tapi taman doa. Setiap catatan pelajaran, setiap bacaan kitab, setiap doa yang terucap adalah pondasi bagi lahirnya generasi beradab.
Kelak, guru-guru dari ruangan ini akan melahirkan ribuan santri yang membawa ilmu dan menebar manfaat bagi umat. Setiap kalimat yang lahir dari ruang ini adalah warisan kenabian yang tak pernah padam.
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Di ruangan ini, papan tulis dipenuhi coretan, tangan-tangan kecil sibuk menulis, dan pikiran mereka terbuka luas. Ilmu diajarkan, diskusi hidup, dan kesungguhan tumbuh di setiap jam belajar.
Kelak, dari ruangan ini lahir insan-insan yang berilmu sekaligus beriman. Mereka bukan hanya cerdas akal, tapi juga lembut hati. Ilmu mereka menjadi cahaya, amal mereka menjadi manfaat, dan karya mereka menjadi jalan peradaban.
Setiap pelajaran yang ditulis di ruang ini akan hidup terus dalam amal murid-muridnya, meski tinta di papan tulis telah lama terhapus.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imran: 190)
Di sini, santri mengamati ciptaan Allah lewat mikroskop, meneliti fenomena alam, dan menumbuhkan rasa kagum pada Sang Pencipta. Laboratorium ini bukan hanya tempat eksperimen, tetapi medan tadabbur modern yang mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan sejati akan selalu menuntun pada Allah.
Kelak, dari ruang ini lahir ilmuwan muslim yang menjadikan sains sebagai jalan dzikir, menemukan rahasia alam untuk kemaslahatan umat.
Setiap penemuan yang lahir di ruang ini adalah ayat-ayat Allah yang terungkap, menambah iman dan manfaat bagi kehidupan.
“Sampaikanlah dariku walau satu ayat.” (HR. Bukhari)
Di ruangan ini, santri merekam suara mereka: kisah hikmah, lantunan Qur’an, dan pesan kebaikan. Suara itu direkam, disebar, dan didengar oleh banyak hati yang mungkin sedang rapuh.
Kelak, dari ruang ini lahir para dai muda yang mampu berdakwah dengan cara baru, menyentuh generasi digital dengan cahaya Qur’an.
Setiap suara yang mengalir dari ruang ini adalah dakwah yang menembus batas waktu dan jarak, menyapa hati-hati yang haus akan kebenaran.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq: 1)
Di ruang ini, santri menulis, merancang, dan mencipta dengan perangkat teknologi. Setiap klik adalah ikhtiar untuk menjadikan dakwah lebih luas, ilmu lebih cepat tersebar, dan peradaban lebih kokoh.
Kelak, dari ruang ini lahir para kreator muslim yang menebar manfaat melalui media digital, menyampaikan Qur’an dan ilmu dengan cara yang mampu menjangkau dunia.
Setiap karya yang lahir di ruang ini adalah amal yang terus hidup, menebar cahaya pada zaman yang haus kebenaran.
Lokasi Pembagunan:
Cipadung Kidul, Panyileukan, Bandung City, West Java – 40614
Luas Tanah:
1000 m2
Luas Bangunan:
665 m2
“Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, tiap bulir seratus biji.”
(QS. Al–Baqarah: 261)
Informasi Lebih Lanjut
Semua ruang ini bukan sekadar bangunan, melainkan lahan amal jariyah yang tak pernah kering. Dari masjid hingga teknologi, dari doa hingga karya, semuanya akan menjadi bukti amal yang Anda tinggalkan di bumi.
“Dan apa saja yang kamu infakkan, niscaya Allah akan menggantinya, dan Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.”
(QS. Saba: 39)